Translate / Bahasa

Jumat, 25 Mei 2018

Talent (1)


-Talent-

   Hari yang cerah. Tapi aku tidak tahu apakah hari ini akan menjadi hari yang menyenangkan atau tidak. Karena ini hari pertamaku pindah ke sekolah baru. Biasanya aku ke sekolah hanya dengan jalan kaki, tetapi sekarang berbeda karena letaknya agak jauh. Aku diantar dengan mobil oleh Pak Bram, supirku.
“Lisa!” seruan itu cukup mengejutkanku.
“Iya kenapa, Ma?” jawab ku.
“Kamu nanti masuk kelas 8A ya, tapi Pak Bram nggak bisa nganter. Kalo tidak tahu kelasnya, kamu tanya saja ke orang yang ada disana.” Mama menjelaskan. Dan aku hanya mengangguk.
   Akhirnya aku pun berangkat. Udara pagi memang sangat sejuk apalagi dengan suara burung yang berkicau. Oh iya, aku belum memperkenalkan diri. Aku Lisa. Tidak perlu tahu nama lengkap ku. Umur ku 14  tahun. Aku blasteran Indonesia-Australia. Tapi tinggal di Indonesia.
   Tanpa sadar aku sudah masuk gerbang sekolah. Eh—apa itu? Kenapa ada anak kecil bawa boneka? Udah gitu di bawah tiang bendera lagi.. Kaya orang gila aja.
“Non, turun disini ya!” Pak Bram tersenyum sambil membuka pintu mobil dan sekaligus memecah pikiranku.
“Oh iya, Pak. Terimakasih ya!” Aku balas tersenyum dan akhirya berlari pergi.
   Aku harus segera mencari kelas ku. Masih jam setengah 7 dan tentu saja sekolah masih sepi. Aku hanya melihat beberapa orang tadi di depan parkir. Aku bingung harus bertanya pada siapa. Dan akhirnya aku bertemu seorang anak cewek, mungkin adik kelas.
“Hei, maaf mengganggu, tapi apa kamu tahu dimana kelas 8A?” kataku sambil berusaha sok kenal.
   Tetapi dia hanya melihat ku dengan tatapan dingin dan segera bejalan tanpa berkata apa-apa. Hah? Apa semua orang disini seperti itu? Aku berpikir dalam hati. Setelah mencari cukup lama, dan tidak ketemu juga. Akhirnya aku bertemu seseorang lagi, seorang cewek. Aku masih berpikir, siapa tahu nanti dia juga seperti cewek tadi.
“Hai, kamu kayanya anak baru ya? Apa kamu tersesat?” Dia berkata sambil tersenyum.
Aku terkejut dan akhirnya menjawab, “Ah iya, aku sedang mencari kelas 8A. Kamu mau bantu aku kan?”
“Ayo ikuti aku!” dia lalu berjalan dan aku mengikuti nya.
   Rambutnya sangat harum seperti bau bunga. Dan juga warnanya yang chestnut, apalagi dibiarkan tergerai. Dia lebih tinggi dari aku. Dan juga kulitnya putih. Yang paling bagus darinya adalah matanya yang hijau. Dia pasti blasteran juga kalau tidak pasti itu softlens. Aku tadi sempat melihat nama di dada nya. Namanya “Aurora”.
“Akhirnya sampai juga. Aku juga di kelas ini. Sampai jumpa Lisa.” Katanya.
“Oh iya, terimakasih Aurora. Kalau kamu di kelas ini, kenapa kamu pergi?” aku bingung.
“Aku mau membantu belanja dulu ke kantin. Panggil aku Aura ya! Bye..” dia langsung pergi.
   Kenapa begitu? Padahal Aurora adalah nama yang bagus. Ah, jangan dipikirkan. Aku harus segera mencari tempat duduk ku. Ya ampun—kenapa harus di depan meja guru?! Ya, aku paling tidak senang duduk di bangku deretan depan karena aku orang nya suka tidur dan kadang ketiduran. Huff.. sepertinya hari ini akan melelahkan.

BERSAMBUNG…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar