Translate / Bahasa

Rabu, 15 Februari 2017

Luka Pangeran Bertudung (Bagian 1)

   Brak! Pangeran Daniel terkejut mendengar pintu kamarnya seakan didobrak. Pak Timpton, pelayannya yang setia, masuk tergopoh-gopoh.
   "Pangeran... Pangeran! Gawat, Orion melarikan diri dari istalnya!" Seru Pak Timpton dengan muka panik.
   Mendengar itu, Pangeran Daniel langsung berdiri, mengambil jubah bertudungnya, dan berlari ke luar kamar. Ia terus berlari melewati ruangan-ruangan dan lorong-lorong istana nya yang megah.
   Setiba di istal kerajaan, Pangeran Daniel langsung masuk ke tempat kuda kesayangannya. Namun, tempat itu kosong. "Oh, Orion, kamu pergi kemana?" Serunya cemas. Diluar istal, ia mendengar beberapa penjaga istal berbicara.
   "Aku kaget sekali tadi. Orion mengamuk dan lari ke hutan. Para penjaga istana lalu mengejarnya." Kata salah seorang penjaga istal.
   Penjaga istal yang lain menimpali, "Ah, kasihan kuda itu. Ia mungkin sedih. Sudah setahun, ia tidak pergi bermain bersama Pangeran Daniel. Padahal, dulu Orion dan Pangeran Daniel selalu bersama setiap hari. Ke kota, ke hutan, bahkan sampai ke gunung."
   "Ya, sejak Pangeran Daniel terjatuh karena Orion terkejut melihat ular di hutan, Pangeran tak pernah keluar dari kamar nya. Ia juga selalu menutupi wajahnya dengan jubah bertudung. Ia tidak ingin bekas luka di wajahnya dilihat orang." Sahut penjaga istal yang paling tua.
   Pangeran Daniel sedih sekali mendengar pembicaraan itu. "Mungkinkah gara-gara aku, Orion melarikan diri ke hutan?" Pikirnya.
   Pangeran Daniel memutuskan untuk mencari Orion ke hutan. Diam-diam ia keluar dari istana. Karena tak ingin melewati tempat ia terjatuh dulu, ia menempuh jalur, yaitu melewati kota.
   Di kota, Pangeran Daniel berjalan menunduk dan merapatkan tudung jubahnya. Ia tidak ingin ada orang yang tahu bahwa ia pangeran dan melihat bekas luka di wajahnya. Ia takut akan diejek atau dikasihani.
   Karena menunduk, Pangeran Daniel tidak memperhatikan sekitarnya. Ketika itulah sebuah kereta juda hampir menabraknya. Untunglah seorang anak perempuan menariknya ke tepian jalan.

Bersambung...
Oleh: Bobo/ Lita Maha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar